Harus Tahu Dulu

2 komentar
Mengapa terkadang kita lupa akan satu hal ini.Tapi apakah demi gengsi saja, hal ini terlupa?

Sore itu saya berkunjung ke rumah teman, ceritanya mengambil tagihan listrik yang belum lunas.Tidak ada maksud apa-apa, setelah ngobrol ngalor ngidul barulah ada makna yang saya simpan untuk bekal tema tulisan saya kali ini.Sederhana saja, temanya harus tahu.

Dia mendapatkan order dari tempatnya bekerja, pembuatan ornament atau pernik-pernik cinderamata untuk Australia.Sungguh, penantian yang tidak sia-sia.Kesibukannyapun bertambah, dan tentu saja dia tidak mau melewatkan kesempatan emas yang (mungkin) tidak akan datang kali yang kedua.

Pelajaran yang menarik, dan ada kemungkinan ada diantara Anda yang juga seringkali mengalaminya.Pertama kali dia dididik untuk membuat sampel, mulai dari pencarian bahan, mengenal kualitas bahan, menggambar motif, design,  proses pembuatan cinderamata tersebut, hingga finishing product.Tentu saja hal itu membutuhkan sebuah semangat yang luar biasa.Bayangkan saja, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham.Proses itu terus dijalani hingga akhirnya membuahkan hasil.

Ada satu alasan yang disampaikan, kenapa kita harus melalui tahapan-tahapan itu.
Jawabnya sesuai judul : harus tahu dulu.

Dengan turunnya order, otomatis pekerjaan semakin banyak, butuh orang-orang yang bisa membantu kita.Untuk dapat memperkerjakan mereka dengan benar, kita harus memberi contoh, memberitahu, mendampingi, supaya hasil kerja mereka tidak sia-sia dan sesuai dengan grade yang ditentukan.Untuk dapat memberi contoh, memberitahu, dan mendampingi itulah,  kita terlebih dahulu tahu.
Dan coba bayangkan, dari satu menjadi lima, menjadi sepuluh, menjadi lima belas, menjadi dua puluh orang untuk satu pengetahuan yang kita punya.

Itulah hebatnya pengetahuan, itulah ampuhnya ilmu.Awal sari keberhasilan seseorang, karena dia punya ilmu, karena dia punya pengetahuan.Dan saya rasa pengetahuan ini tidak akan habis ditelan zaman.

Berbagi ilmu, sudahkah?

FESTIVAL MATA AIR Senjoyo - Salatiga

4 komentar

Doa

2 komentar
Serius benar, awak berpikir, ada apa? Sapa saya pagi itu kepadanya.”Ah, pak, ada yang ingin ku katakan, coba dengarkan…”


Mamakku sedang sakit, badan rasanya tak enak, sudah sepuh, ya,namanya juga orangtua yang sudah usia lanjut.Nah, dalam kondisi sakit seperti itu, kemarin, waktu aku berkunjung ke rumah, masih sempat dia nyatakan bahwa aku dan keluargaku selalu saja dia doakan, supaya diberi kelancaran dalam usaha dan rumah tanggaku.Aku termenung, pak.Aku baru sadar, bahwa ternyata mamakku tiap saat ingat aku dalam doanya, sementara aku?Jangankan ingat, dalam bersembahyang saja aku lupa mendoakan mereka.Bagaimana kalau mereka sudah “tidak ada” nanti, siapa pula yang akan mendoakan aku, pak?
Doa orang tua itu kan selalu manjur ya, pak…Aku masih ingat, dulu waktu keponakkanku terlibat masalah hutang piutang, orang tua mereka selalu berharap ada mujizat supaya si anak ini diampuni atas segala perbuatannya, dengan khusyuk mereka mendoakan anak ini, dan alhasil, berkat Tuhan, anak ini bisa terlepas dari jerat hutang, dan kembali menjadi anak yang bertanggung jawab.Demikian juga aku, pak…waktu ada masalah dalam kehidupanku, tak henti-hentinya aku didoakan, supaya aku bisa keluar dari kemelut masalahku, dan memang, aku bisa terjagai sampai sekarang ini, punya keluarga sendiri, punya anak yang lucu, wah…gimana ya pak, doa orang tua itu membawa kedamaian bagi anaknya.


Saya masih asyik mendengarkan ceritanya.


Berulang kali dia mengatakan, bagaimana dengan doa-doaku yang terlupa aku ucapkan untuk kedua orangtuaku, sementara mereka tiap saat mendoakan aku?


Doa…ya doa….tiga huruf yang tidak dapat terlupakan, dan hanya sebatas doa saja kita dekat dengan Tuhan, sebatas doa saja, kita menemukan kedamaian bersamaNya.


Akhirnya, saya katakan kepadanya bahwa dengan kesadaran yang sudah dimiliki saat ini, tidak ada salahnya bukan, mulai hari ini mendoakan orang tua kita.Dia memberikan kita banyak waktu untuk berdoa, dan hanya kita saja yang beranggapan bahwa waktu sangat berharga, demi siapa? Bisnis?Uang?Pekerjaan?Dunia?
Bukankah waktu yang diberikanNya sangat luar biasa?Sembahyang lima waktu yang mas lakukan, mungkin tak sebanding dengan apa yang telah Dia berikan.Bahkan seringkali kita hanya “menjalankan kewajiban” saja, tanpa tahu maknanya.Masih untung ingat, kalau tidak?
Saya tidak menghakimi lho, saya bicara dari fakta saja, saya melihat kehidupan disekeliling saya saja lho, jangan tersinggung…


Benar pak…benar yang sampeyan ucapkan…


Bagi saya, doa itu ya diibaratkan setiap helaan nafas saya, saya berbicara dengan hati saya sendiri, saya berbicara dengan Tuhan melalui hati, saya diberi pikiran untuk berkonsentrasi menghadap Dia pada saat-saat teduh, saat saya bisa menghayati kehidupan saya, biasanya malam hari, ketika anak dan istri saya tertidur, saya bangun, saya merenung, apa yang sudah saya terima hari ini?Terima kasih Tuhan, itulah ucapan yang sering saya katakan.


Bersyukur, itu salah satu kunci mendekatkan pada Dia. Mungkin kesulitan yang saya alami, kehidupan yang saya jalani tidak selalu mulus dan lancar, banyak godaan, tinggal bagaimana kita menyikapinya, mungkin pertanyaan saya, apakah kita hanya mau menerima dari Dia yang baik-baik saja?Tidak, kan?
Saya percaya bahwa Dia memberikan sesuatu indah pada waktuNya, sebagai contoh, meskipun saat ini kita sakit, maukah kita berpikir positif saja bahwa saat ini kita memang perlu beristirahat.
Sama halnya ketika kita tidak punya duit, maukah kita intropeksi diri bahwa ternyata saya boros dalam membelanjakan uang saya, atau saya kurang keras berusaha?
Ya kan?




Jangan kuatir, banyak yang mendoakan, mas.Semakin kita mengenang orang-orang yang membuat kita bisa seperti sekarang ini, percayalah, mereka menyelipkan setiap ucapan – ucapan doa mereka bagi kita, sama seperti halnya ketika kita berdoa buat mereka.


Setuju?


Dia mengangguk….tanda setuju.


Terima Kasih Tuhan, hari ini Kau terangi kami dengan kasihMu yang luar biasa.




Semarang, 20 Oktober 200

LAKUKANLAH !

0 komentar


Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.Lukas 6:31

Sesaat saya terdiam, ketika pertanyaan saya dijawab dengan satu alasan yang tidak masuk akal : saya mau resign, pak !
Memang, beberapa saat terakhir ini ada problem antara dia dan atasannya.Komunikasi tidak bisa jalan dengan baik, artinya harapan atasannya terhadap sikap dan pekerjaan tidak sesuai yang diharapkan.Konflik ini terjadi bukan saja antara dia dengan atasan saja ternyata, bahkan dengan rekan – rekan yang lain juga demikian.
Tentunya banyak faktor yang melatarbelakangi kejadian ini, dan sebut saja diantaranya, faktor watak, faktor usia, faktor pengalaman, dan juga pola interaksi yang terjalin.

Saya tidak akan mengulas bagaimana sebenarnya yang terjadi dengan dua teman kerja diatas, namun mungkin  kejadian tersebut menginspirasikan saya untuk ( paling tidak ) mengingat kejadian tersebut sebagai sebuah pengalaman berharga.

Perlu digarisbawahi, bahwa kita dijadikanNya, sesuai dengan gambarNya, bukan secara kebetulan, dan tentu saja setiap individu mempunyai keunikan tersendiri yang mungkin saja kita tidak dapat menyamainya.Kejadian diatas paling tidak mengisyaratkan pada kita keunikan individu yang tercemin dari watak, usia, pengalaman dan juga bagaimana menjalin pola interaksi antar sesama.Kalau saja ada keanehan dalam berkomunikasi, ada problem, ada masalah, tentu kita belum bisa memastikan bahwa ini salah si A, ini salah si B, dan jalan keluar yang terbaik adalah mempertemukan, mencari akar permasalahannya, dan mengambil jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak.Memang hal yang tidak mudah, masing-masing pasti bertahan dengan argumennya sendiri.

Benar ! Whats next ?

Awalnya memang demikian namun setelah dicapainya sebuah pengertian, dan tentu saja wajib dipikirkan selama libur panjang kali, keputusan pengunduran diri itu dicabut.Ada beberapa hal yang merubah pikiran itu, dan ketika saya tanyakan, maaf saya sudah membuat keputusan yang konyol ! demikian jawabnya.Tidak berhenti begitu saja, saya menambahkan, kalau kita mau diperhatikan, kita mau di”perhitungkan”, tolong,perhatikan juga orang lain.

Mengapa ?

Dalam sebuah tulisan saya yang lalu, judulnya “Mengasihi Musuh ? “, sungguh satu hal yang sangat bertolak belakang dari kenyataan, musuh kok di kasihani, buat apa?

Dalam Lukas 6 : 27 – 42 Yesus memberitahukan bagaimana kita harus hidup bersama dengan orang lain.Sebagai anggota perjanjian baru , kita wajib mengikuti tuntutan yang telah digariskan, mengasihi musuh bukan berarti mengasihi dengan kasih secara emosi, seperti menyukai musuh kita, melainkan menunjukkan perhatian dan keprihatinan yang tulus terhadap kebaikan dan keselamatan kekal mereka.Karena kita tahu betapa dahsyatnya nasib yang menantikan mereka yang melawan Allah dan umatNya, kita harus mendoakan mereka dan berupaya, dengan jalan membalas kejahatan mereka dengan kebaikan, untuk membawa mereka kepada Kristus dan iman kepada Injil. Mengasihi musuh bukan berarti berpangku tangan sementara para pelaku kejahatan terus menerus melakukan perbuatan jahat mereka, dan jika dipandang perlu demi kehormatan Allah , kebaikan atau keamanan orang lain, atau demi kebaikan akhir orang fasik itu, maka tindakan yang keras harus diambil untuk menghentikan kejahatan itu. ( Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan ).

Dan ternyata, ketika kita sudah bisa berempati terhadap orang lain, ada satu hal yang sungguh kita tidak sadari sebelumnya, buahnya akan kita rasakan, perhatian yang cukup dari orang lain kepada kita senantiasa ada.


17 Oktober 2009
Malam Minggu bersama Agape dan Ketut

BIS KOTA

8 komentar


Ku lari mengejar laju bis kota, berlomba-lomba saling berebutan, tuk sekedar mencari tempat yang ada, kucari dan terus kucari –cari, namun semua kursi telah terisi dan akhirnya aku harus berdiri, bercampur dengan peluh semua orang, dan bermacam aroma, bikin kupusing kepala….serba salah, napasku terasa sesak, berhimpitan, berdesakan, bergantungan, memang susah, jadi orang yang tak punya, kemanapun naik bis kota…( Mas Ahmad Albar-BIS KOTA )


Hem, salah satu transportasi andalan, dan saya merupakan salah satu penggemarnya, dan untungnya lagi, hanya beberapa menit dari rumah saya, saya sudah bisa menghentikan laju bis kota ini.
Semenjak kepindahan saya di Jawa, saya cukup royal dengan bis, artinya ke mana-mana saya selalu pakai bis.Bayangkan saja, dulu kalau saya mau ke kota harus merogoh kocek per orang 15 – 20 ribu rupiah, itu kalau hanya satu orang, kalau 2 orang, sudah 30 ribu, dikalikan dua sudah 60 ribu, dan itu baru ke kabupaten.Kalau ke propinsi mesti naik travel, kurang lebih 100 – 120 rb per orang, kalau 2 orang? Pulang Pergi ?
Sekarang, hanya dengan 6 ribu rupiah, 10 ribu rupiah saya sudah bisa melanglangbuana.

Pertama kali naik bis ke Semarang pada saat itu, saya kaget, kok hanya 5 ribu saja?Apa tidak salah?Saya tanya ke kondektur, memang ke Semarang tarifnya berapa? Gangsal Ewu,  Mas…( Baca : 5 ribu ).Saya tersenyum saja, murah eui! Pulangnya juga begitu, hanya ditarik ongkos 5 ribu.Seneng sekali rasanya.

Banyak ketemu orang-orang baru, apalagi satu tujuan, enak diajak ngobrol, jadi teman.Bahkan yang dulu satu komplek tidak kenal, jadi kenal, eh, malah ketemunya di bis, dan ternyata tetangga an, cuma beda gang saja, ei…bahkan satu almamater.Ada lagi yang nawarin jadi agen kartu perdana, akhirnya kontak-kontakan, dan saya jadi salah satu pelanggannya.
Lucu dan mengasyikkan.

Dukanya?Kalau pagi, berjejalan, berdiri, bergelantungan di pintu.Pernah saya alami, sudah harinya hari Senin, padat, semenjak menghadang tidak ada bis lewat, akhirnya terpaksa berjejalan seperti pindang.Dan fenomena itu saya perhatikan setiap hari, dan teman-teman yang menggunakan bis super padat juga tidak kapok2…memang sudah jadi kebiasaan, jadi dianggap normal-normal saja,mungkin.Safety first, jelas menjadi prioritas utama, jadi memang “terkadang” harus pilah pilih bis juga.Terkadang ada bis-bis langganan saya yang harus mogok dulu ditengah jalan, tidak tanggung-tanggung, hal yang sama juga dialami bis-bis itu dengan nama armada yang sama, entah kepanasan, ban bocor, atau sebab lain, sehingga mengurangi kenyamanan dan ketepatan waktu.Bis Patas saja, kalau tidak pesan dulu, sms dengan kernet atau kondektur, tidak bisa naik.Hal ini saya alami ketika sama-sama mau berangkat, dia bilang, maaf ya saya tinggal, saya sudah pesen kursi.Saya hanya ngedumel, sialan, kenapa gak bilang?

Banyak sekali pengalaman suka dan duka naik bis kota.Dan satu hal : perjalanan yang paling menyenangkan adalah perjalanan pulang ke rumah.Di dalam bis sudah terbayang, wajah-wajah orang-orang yang kita kasihi menyambut kedatangan kita.

Apakah bis kota ini menjadi andalan Anda?

Bis kota maksudnya : bis akdp ya?
Inspirasi Lagu, 01:24

 
Copyright © Jejak Berirama Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur