Ada Masalah

Percakapan lewat media chatting itu terhenti setelah sahabat saya offline, memang singkat, tapi bermakna banyak buat saya.Mengingatkan saya kembali tentang sebuah arti perjuangan untk berani hidup, menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan teka-teki.

Dalam kesaksiannya, ia bercerita bagaimana ia seakan-akan tidak percaya bahwa ternyata Tuhan memberikan kesempatan untuk hamil dan sekarang mempunyai dua orang anak dari pernikahannya.Bagaimana tidak percaya? Diagnosa yang menyatakan bahwa ada kemungkinan tidak bisa memiliki keturunan akibat penyakit yang ada pada dirinya pupus sudah.Puji Tuhan, ungkapnya mengakhiri obrolan siang hari itu.
Saya hanya bisa membayangkan saja, entah bagaimana perasaannya kala itu, tapi kalau melihat dari serentetan tulisan – tulisan di blognya, saya percaya dia orang yang perkasa, tahan banting.

Kadangkala kita mengalami hal yang serupa tapi tak sama dalam menghadapi kehidupan kita sendiri.Mengapa kita tidak bersyukur saja atas masalah yang menimpa kita?Mengapa kita justru menyalahkan faktor lain selain diri kita?Apakah itu manusiawi?Normal?Wajar?...
Saya pernah mendapat satu perkataan yang cukup bijaksana dari dosen saya (alm).Dalam tesis untuk meraih gelar doktor dimana saya terlibat dalam penelitian beliau, beliau berkata bahwa setiap orang, setiap hari, setiap waktu pasti ada masalah, dan tidak mungkin orang itu tidak ada masalah.Hanya orang mati sajalah yang tidak punya masalah. ( ya, memang )

Kekhawatiran, kekalutan, rasa tidak PD, kadang menemani kita dalam masalah-masalah kita, namun kalau kita melihat lebih jauh lagi, masalah itu justru membuat kita jadi berpikir kritis, kita dituntut untuk segera memahami keadaan kita, kita dituntut untuk segera mengkoreksi diri kita sendiri, dan yang lebih penting masalah bahkan membuat kita lebih dewasa.Bukankah dengan adanya masalah, kita juga bisa menjadi lebih tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita sendiri?

Saat ada masalah justru kita baru sadar bahwa kita punya Tuhan.Ow…ternyata saat itu kita “lupa” mendekatkan diri dengan Tuhan!Ow…ternyata saat itu kita sering meninggalkan persekutuan dengan Tuhan…Ow saya ternyata lebih sibuk bekerja daripada berdoa…Ow…Ow…Ow….dan masih banyak kejutan lain yang justru menyadarkan kita untuk kembali dan kembali memulai persekutuan dengan Tuhan.

Nah, mungkin artikel sederhana ini bisa menjadi penguat ketika kita sedang dilanda masalah, persoalan, atau apapun itu.Jangan lupa untuk berdoa.

Kedekatan kita dengan Tuhan hanya melalui Doa.

Minggu Pagi
13 September 2009

2 komentar:

Riris Ernaeni mengatakan...

Ya, Doa orang benar besar khasiatnya.Yang pertama kali berubah ketika kita berdoa adalah Diri kita, Iman kita, kasih kita. Hal2 yang terjadi oleh karena Iman adalah upah dari kegigihan kita.

Nice pOsting, Bro!

Q - Kiss mengatakan...

@ riris : trims

 
Copyright © Jejak Berirama Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur